Sebagian Besar Puskesmas di Aceh Belum Miliki Dokter Gigi

Jumat, 13 September 2019 20:07

<p style="text-align: justify; "><span style="font-weight: bold;">BANDA ACEH</span> – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan sebagian besar pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di wilayah itu belum memiliki dokter gigi, sehingga edukasi tentang kesehatan gigi bagi masyarakat masih minim.
</p><p style="text-align: justify; ">“Karena itu peran terapis gigi dan mulut sangat dibutuhkan untuk membantu kekurangan dokter gigi di daerah kita,” katanya, dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif dalam pembukaan Rakernas Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI) di Banda Aceh, Jumat (13/9/2019).
</p><p style="text-align: justify; ">Dia menjelaskan, hasil riset kesehatan dasar menunjukkan sekitar 67 persen penduduk Aceh mengalami permasalahan dengan gigi. Dari jumlah tersebut yang mengalami karies gigi aktif sebanyak 41 persen.
</p><p style="text-align: justify; ">“Dan yang menarik dari riset itu bahwa 87 persen masyarakat Aceh sadar betapa pentingnya menyikat gigi, tapi hanya 4,9 persen yang mengerti cara menyikat gigi yang benar. Situasi ini diperburuk lagi dengan masih kurangnya jumlah dokter gigi di daerah ini,” katanya.
</p><p style="text-align: justify; ">Selain itu, kata dia, hadirnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan yang mengharuskan para terapis gigi dan mulut Indonesia wajib memiliki kompetensi yang mendapat pengakuan dari negara. Dengan kompetensi itu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2016, bahwa terapis gigi dan mulut bisa membuka praktik mandiri perawatan gigi.
</p><p style="text-align: justify; ">“Ruang yang semakin terbuka ini tentunya menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan dokter gigi di negeri kita. Tentunya para terapis gigi dan mulut harus merespons kebijakan ini dengan meningkatkan kapasitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.
</p><p style="text-align: justify; ">Ketua Umum PTGMI Epi Nopiah mengharapkan dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki terapis gigi dan mulut dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
</p><p style="text-align: justify; ">“Keinginan kami tidak banyak, kami sangat senang jika pemerintah dapat memberi peluang yang lebih banyak bagi adik adik lulusan pendidikan terapi gigi dan mulut untuk bisa bekerja difasilitas pelayanan kesehatan,” katanya.</p>